20 Oktober 2025
13 September 2025 | 5 pembaca
Bullying atau perundungan merupakan salah satu masalah serius yang masih sering terjadi di lingkungan pendidikan. Bentuknya bisa berupa kekerasan fisik, ejekan, pengucilan, maupun perundungan di dunia maya (cyberbullying). Dampak yang ditimbulkan tidak hanya dirasakan oleh korban secara fisik, tetapi juga secara psikologis, seperti menurunnya rasa percaya diri, trauma, bahkan gangguan mental jangka panjang.
Di Kecamatan Jelai Hulu, upaya pencegahan bullying menjadi perhatian penting bagi dunia pendidikan. Sekolah-sekolah bersama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Jelai Hulu berkomitmen untuk menciptakan suasana belajar yang aman, nyaman, dan berkarakter. Melalui kegiatan sosialisasi, pelatihan guru, serta edukasi kepada siswa dan orang tua, diharapkan kesadaran terhadap bahaya bullying dapat terus meningkat.
Guru memiliki peran sentral dalam mendeteksi dini dan menangani kasus bullying di sekolah. Guru diharapkan tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga pembimbing dan pelindung bagi peserta didik. PGRI Kecamatan Jelai Hulu mendorong setiap pendidik untuk aktif membangun komunikasi terbuka dengan siswa, menanamkan nilai empati, serta menumbuhkan budaya saling menghormati di antara warga sekolah.
Selain itu, dukungan orang tua juga sangat dibutuhkan. Pendidikan karakter harus dimulai dari rumah, dengan menanamkan nilai-nilai kasih sayang, sopan santun, dan toleransi. Kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang bebas dari kekerasan dan diskriminasi.
Melalui gerakan bersama “Sekolah Ramah Anak dan Anti Bullying”, diharapkan seluruh satuan pendidikan di Kecamatan Jelai Hulu dapat menjadi tempat tumbuhnya generasi yang cerdas, berkarakter, dan berakhlak mulia. Mari bersama-sama kita wujudkan dunia pendidikan yang aman, inklusif, dan penuh kasih sayang — karena setiap anak berhak merasa diterima, dihargai, dan bahagia di sekolahnya.